Pages

Selasa, 25 Februari 2014

Parangkusumo , Love Beach in Yogyakarta

Nuance sacred will soon feel right after entering the complex Parangkusumo , beach located 30 km from the city center and is believed to be the entrance gate to the palace of the southern sea . Fragrant flowers setaman will soon smell when passing rows of flower sellers are easily found , combined with fragrant incense burned as one of the offerings . A nuances rarely found in other beaches .
The sacredness more so when you see a sprinkling of flowers setaman and a series of offerings at Stone Love which is located in the Castle Cepuri , where Panembahan Senopati met with Ratu Kidul and make an appointment . Senopati when it sits imprisoned in the larger stones in the north while the Queen of the South came and sat on the smaller stones in the south .
Senopati meeting with Ratu Kidul it has a series of unique story and affected relations with Kraton Kraton Bale ruled Sokodhomas Queen of South . It all began when the Senopati do penance ngeli to enhance potency. At this particular moment the Hermitage , a sudden storm at the beach , at the edge of the trees uprooted roots , boil sea water and the fish thrown to the mainland .
The incident made Queen of South appeared to the ocean surface , Senopati meet and eventually fall in love . Senopati expressed his desire to govern Mataram and invoke the help of the Queen of South . The Queen finally agreed on condition that the request Senopati and all his descendants would be the husband of Queen of South. Senopati finally agreed on the condition that the marriage did not produce children .
The agreement was made ​​Kraton Mataram as one fraction has a close relationship with the sea palace south . The proof is alit harbor execution ceremony every year as a form of sacrifice . One part of the procession of the harbor , which is the burial pieces of nails and hair and clothes took place in the area of Sultan Puri Cepuri . You can view the tourism calendar of Yogyakarta in YogYES.COM to get to see the process of this harbor .
Tapa Senopati fruitful also led many to believe that any kind of request would be granted if the petition prayed near the Rock of Love. Not surprisingly , hundreds of people unlimited class and religion often come to this complex on the days that are considered sacred . Pilgrimage to Stone Love also believed to help release the heavy burden on the person and foster the spirit of life .
Besides melawati Stone Love and see the procession harbor , you can walk around the beach with a horse-drawn carriage ride . You will be escorted to every corner Parangkusumo , from the east side to the west . While riding the train a horse , you can enjoy the view and the sound of many waves big waves breezy winds . Rents chariot and charioteer itself is not too expensive , only $ 20,000.00 for a single round .
When tired , Parangkusumo has a number of stalls selling food . A large number of pilgrims make this coastal region is almost always crowded , even until night . Pretty much did the pilgrims stay on this beach to say a prayer . For those of you who want to experience the spiritual in Parangkusumo can join the pilgrims to pray together .
Manuscript : Yunanto Wiji UtomoPhoto and Artistic : Supreme Sulistiono MabruronCopyright © 2007 YogYES.COM

Parangkusumo, Pantai Cinta di Yogyakarta


Nuansa sakral akan segera terasa sesaat setelah memasuki kompleks Pantai Parangkusumo, pantai yang terletak 30 km dari pusat kota Yogyakarta dan diyakini sebagai pintu gerbang masuk ke istana laut selatan. Wangi kembang setaman akan segera tercium ketika melewati deretan penjual bunga yang dengan mudah dijumpai, berpadu dengan wangi kemenyan yang dibakar sebagai salah satu bahan sesajen. Sebuah nuansa yang jarang ditemui di pantai lain.
Kesakralan semakin terasa ketika anda melihat taburan kembang setaman dan serangkaian sesajen di Batu Cinta yang terletak di dalam Puri Cepuri, tempat Panembahan senopati bertemu dengan Ratu Kidul dan membuat perjanjian. Senopati kala itu duduk bertapa di batu yang berukuran lebih besar di sebelah utara sementara Ratu Kidul menghampiri dan duduk di batu yang lebih kecil di sebelah selatan.
Pertemuan Senopati dengan Ratu Kidul itu mempunyai rangkaian cerita yang unik dan berpengaruh terhadap hubungan Kraton Yogyakarta dengan Kraton Bale Sokodhomas yang dikuasai Ratu Kidul. Semuanya bermula ketika Senopati melakukan tapa ngeli untuk menyempurnakan kesaktian. Sampai di saat tertentu pertapaan, tiba-tiba di pantai terjadi badai, pohon-pohon di tepian tercabut akarnya, air laut mendidih dan ikan-ikan terlempar ke daratan.
Kejadian itu membuat Ratu Kidul menampakkan diri ke permukaan lautan, menemui Senopati dan akhirnya jatuh cinta. Senopati mengungkapkan keinginannya agar dapat memerintah Mataram dan memohon bantuan Ratu Kidul. Sang Ratu akhirnya menyanggupi permintaan itu dengan syarat Senopati dan seluruh keturunannya mau menjadi suami Ratu Kidul. Senopati akhirnya setuju dengan syarat perkawinan itu tidak menghasilkan anak.
Perjanjian itu membuat Kraton Yogyakarta sebagai salah satu pecahan Mataram memiliki hubungan erat dengan istana laut selatan. Buktinya adalah dilaksanakannya upacara labuhan alit setiap tahun sebagai bentuk persembahan. Salah satu bagian dari prosesi labuhan, yaitu penguburan potongan kuku dan rambut serta pakaian Sultan berlangsung dalam areal Puri Cepuri. Anda bisa melihat kalender wisata Yogyakarta di YogYES.COM untuk bisa melihat proses labuhan ini.
Tapa Senopati yang membuahkan hasil juga membuat banyak orang percaya bahwa segala jenis permintaan akan terkabul bila mau memanjatkan permohonan di dekat Batu Cinta. Tak heran, ratusan orang tak terbatas kelas dan agama kerap mendatangi kompleks ini pada hari-hari yang dianggap sakral. Ziarah ke Batu Cinta diyakini juga dapat membantu melepaskan beban berat yang ada pada diri seseorang dan menumbuhkan kembali semangat hidup.
Selain melawati Batu Cinta dan melihat prosesi labuhan, anda juga bisa berkeliling pantai dengan naik kereta kuda. Anda akan diantar menuju setiap sudut Parangkusumo, dari sisi timur ke barat. Sambil naik kereta kuda, anda dapat menikmati pemandangan hempasan ombak besar dan desau angin yang semilir. Ongkos sewa kereta kuda dan kusir sendiri tak terlampau mahal, hanya Rp 20.000,00 untuk sekali keliling.
Bila lelah, Parangkusumo memiliki sejumlah warung yang menjajakan makanan. Banyaknya jumlah peziarah membuat wilayah pantai ini hampir selalu ramai dikunjungi, bahkan hingga malam hari. Cukup banyak pula para peziarah yang menginap di pantai ini untuk memanjatkan doa. Bagi anda yang ingin merasakan pengalaman spiritual di Parangkusumo bisa bergabung dengan para peziarah itu untuk bersama berdoa.
Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Photo & Artistik: Agung Sulistiono Mabruron
Copyright © 2007 YogYES.COM